Sempat Tak Bisa Jalan Karena Saraf Kejepit,  Fatma Kini Ketagihan Lomba Lari Marathon

Sempat Tak Bisa Jalan Karena Saraf Kejepit, Fatma Kini Ketagihan Lomba Lari Marathon

Duniaperempuan.my.id, BEKASI – Berawal dari sakit saraf kejepit yang memaksanya hanya berbaring di tempat tidur. Kini Fatma Supriana justru aktif berlari. Ia bahkan ketagihan mengikuti lomba lari marathon.

Tak tanggung-tanggung, Fatma memasang target, ikut lomba lari marathon di Bomar atau Borobudur Marathon pada tahun 2025 sejauh 21 kilo meter dengan usia yang tak lagi muda.

Fatma yang kelahiran 23 November 1973 ini divonis dokter terkena sakit saraf kejepit tahun 2013. Padahal saat itu ia adalah karyawan dengan segudang kesibukan. Ditambah lagi, Fatma aktif berolahraga mulai dari senam, aerobic hingga yoga.

“Berasa banget waktu senam, itu pinggang sakit, terus kalau duduk mau bangun pinggang kaya diiris-iris pisau pake jeruk nipis. Waduh pokoknya luar biasa deh sakitnya,” kenang ibu satu putri dan satu putra ini.

Ia tak tahu kenapa bisa tiba-tiba kena saraf kejepit. Tetapi dokter mengatakan kepadanya, kalau dulu pernah jatuh duduk biasanya 10 tahun kemudian baru terasa.

Fatma dan medalinya. (Dok: Fatma)

Akhirnya Fatma memutuskan untuk ke salah satu rumah sakit. Disanalah ia di-MRI. Dari situ baru kelihatan sarafnya kejepit lumbal 4 dan 5.

Saraf terjepit di lumbal 4 dan 5 adalah kondisi ketika bantalan atau cakram di antara tulang belakang lumbar keempat dan kelima keluar dari posisinya dan menjepit saraf di belakangnya.

“Saya nggak bisa jalan  cuma berbaring di tempat tidur selama dua minggu setelah itu pake tongkat. Sebulan baru bisa jalan. Saya dulu disarankan operasi tapi nggak berani resiko 50:50. Akhirnya ke tempat yang lain, melakukan pengobatan selama satu minggu. Masuk ruang operasi tapi nggak tahu diapain karena dibius,” ujarnya.

Setelah melakukan serangkaian pengobatan. Fatma bertekad bangkit dari sakit saraf kejepit yang membuatnya tak seaktif dulu lagi. Ia pun mulai mencoba jalan kaki ditengah sakit yang masih dideritanya.

Sebagian koleksi medali yang Fatma dapat saat mengikuti lomba lari marathon. (Dok: Fatma)

“Awalnya hanya jalan kaki setiap Sabtu Minggu karena saya pekerja (karyawan) jadi hanya libur Sabtu Minggu. Ketika itu saya masih sakit (saraf kejepit), saya mulai jalan kaki. Lama-lama kok enak. Saya mulai jalan cepat kok jadi enteng badan. Pelan-pelan saya mulai lari kali ini larinya sedikit kenceng tapi sedikit. Nah setelah lari kenceng sedikit, itu lama-lama kok kurang yah akhirnya saya lari lagi,” ceritanya.

Nah dari situ lah awal mula perempuan berdarah Betawi ini mulai lari. Ia yang awalnya hanya mampu 3 km itupun 1 jam akhirnya mencoba kembali setiap Sabtu Minggu hingga akhirnya mencapai 5 km 1 jam.

“Saya coba tambah lagi, 6 km 1 jam terus pelan-pelan nambah 1 km setiap bulannya. Dari situ saya mulai mengikuti event-event yang ada,” tuturnya.

Fatma rutin lari pagi disetiap akhir pekan. (Dok: Fatma)

Lomba Lari Online
Melihat kelincahannya saat ini, takkan ada yang menduga bila Fatma sempat terbaring tak berdaya. Jangankan ikut lomba lari apalagi lari marathon, bangun dari tempat tidurpun ia tak sanggup.

Namun sosoknya yang pantang menyerah dan rajin berjalan kaki membuatnya bangkit dari masa-masa sulit. Fatma selalu percaya diri dan tak mau kalah dengan yang muda. Walaupun disetiap event yang diikutinya, ia harus berhadapan dengan mereka yang lebih muda sementara dirinya sudah menginjak usia kepala 5.

Lomba lari pertama yang ia ikuti adalah Pocari Sweat di Bandung. Namun karena saat itu covid, Fatma ikut lomba secara online.

Saat mengikuti lomba Milo Marathon. (Dok: Fatma)

“ Karena waktu itu nggak boleh, tahu sendiri kan, zaman covid nggak ada pertemuan. Jadi saya ikut di sekitar Grand Wisata (Bekasi). Disitu dapat jersey, medali dan vitamin,” ujar perempuan yang tinggal di Grand Wisata, Bekasi ini.

Dalam lomba perdananya itu, Fatma mengambil jarak 5 km. Setelah itu ia mulai melirik event yang lain. Ibunda dari Syifa dan Rafa ini ikut lomba lari marathon di Sentul 10 km dalam waktu 1 jam 30 menit.

“Tapi karena pesaing banyak, usia saya saat ikut event beranjak 50 dari 49 ke 50. Walaupun begitu, tetap saja banyak event yang saya daftar. Jadi  selain di Sentul saya ikut Jakmar (Jakarta Marathon), saya ikut 10 km setelah itu ikut Milo Marathon 10 km. Ikut lagi di Bandung Pocari,” katanya.
Tak heran, kini Fatma mengantongi banyak medali yang ia dapat dalam setiap lomba.

Lomba di Bekasi Run (Dok: Fatma)

Walaupun tidak menang, Fatma merasa senang, telah berhasil menantang dirinya untuk sampai ke finish. Karena baginya menang yang sesungguhnya adalah saat ia berhasil menaklukkan rasa tidak percaya diri bahwa ia bisa sampai ke garis akhir, bahwa ia bisa menyelesai pertandingan dengan baik hingga ke finish. Dan tak mau kalah dengan yang lebih muda. Hingga akhirnya, ia bisa membawa pulang banyak medali.

“Terakhir saya ikut di Dieng 5 kilo meter. Karena medannya menanjak seusia saya yang mau masuk ke 51 ini. Rencananya, saya mau ikut Borobur Marathon tahun depan dengan usia saya masuk 52 tahun,”ucapnya.

Dipuji Dokter

Kepada mereka yang tertarik ikut lomba lari dengan usia yang tak lagi muda, Fatma dengan senang hati memberi semangat. “Jadi bagi yang mau lari tidak menutup kemungkinan selama kita masih ada kemauan,” tambahnya.

Fatma sendiri sudah merasakan manfaat dari lari, paling tidak, sakit saraf kejepitnya tidak pernah kambuh lagi. “Yang dulu sakitnya luar biasa sejak mengikuti jalan dan lari pagi setiap Sabtu Minggu bisa sembuhin penyakit saraf kejepit. Hingga saat ini saya bisa kembali aerobic dan yoga. Jadi untuk yang pemula kalau bisa usahakan jalan pagi bisa membantu kesehatan kita apalagi jantung,” ujarnya.

(Dok: Fatma)

Rutinitas Fatma berjalan pagi hingga lari dan ikut berbagai event atau lomba lari marathon sangat berdampak pada kesehatannya. Tidak hanya bugar dan badan terasa lebih enteng tapi kondisi jantungnya juga bagus.

Tak tanggung tanggung dokter memuji kondisi jantungnya. “Kalau lari kan kita dicheck-up sama dokter. Kemarin saya check-up itu jantung saya ketahuan bagus. Kata dokter, oh bagus jantungnya, ini ibu suka olahraga ya? tanya dokter, saya jawab, iya saya cuma olahraga lari pagi tiap Sabtu Minggu. Itu yang memicu jantung kita tetap sehat. Jadi saya ajak… ayoo yang lain juga (pemula) jalan pagi, usahakan jalan pagi karena bagus untuk kesehatan kita terutama jantung,’’ ajaknya. Selain rutin olahraga lari, Fatma juga masih meluangkan waktu untuk berenang. ***