Duniaperempuan.my.id, BEKASI – DEMOKRASI bukan hanya menjadi milik petinggi di negeri ini, kaum ibu-ibu yang tergabung di Majelis Taklim (MT) Mar’atus Sholihah, Blok I Dukuh Zamrud, Bekasi juga menerapkan sistem demokrasi dipenghujung kepengurusan lama.
Pengurus lama diketuai oleh Ibu Ria (Mama Dina) dengan Sekretaris Mbak Yani (Mama Atha) dan Bendahara Bu Nana (Uwa Fifah). Sementara pengurus yang baru, dipilih melalui proses demokrasi yang berlangsung seru tapi penuh keakraban dan kehangatan.
Pada dasarnya semua anggota Taklim adalah kandidat kecuali para guru (ustadzah). Namun untuk ketua sebelumnya tidak lagi dicalonkan.
Setelah melalui beberapa tahapan, seperti pengambilan suara, pengumpulan suara hingga kalkulasi suara. Maka terpilihlah 7 nama. Masing-masing ke-7 nama itu adalah Bu Nana (Uwa Fifah), Mama Atha, Bunda Dira, Bu Hj Yuli,Bu Yunus, Bu Wibi dan Bu Ria (Mama Demira).

Dengan adanya urutan jumlah suara maka masing-masing kandidat menempati posisi sebagai ketua, sekretaris dan bendahara.
Namun dalam kesempatan tersebut, kandidat posisi kedua yang memperoleh suara (Bu Hj Yuli) memilih tugas seperti tahun sebelumnya yaitu Ketua Sejum (Sedekah Jumat).
Artinya untuk bendahara, sekretaris dan tugas lainnya ditempati berdasarkan jumlah suara. Maka pengurus baru kali ini diketuai Bu Nana, Mm Atha Bendahara, dan Sekretaris Bunda Dira.
Sementara Ketua Sejum, Bu Hj Yuli, Tabungan Bu Yunus, Pj Rihlah Mama Wibi dan Mama Demira. Sebelum diadakan pemilihan, Ustadzah Umi Tuti menyampaikan ilmu tentang kepemimpinan.

“Janganlah memilih seorang pemimpin dengan mengajukan sendiri. Pilihlah yang baik adab, ilmu dan agamanya.Dan seorang pemimpin tidak dapat berjalan sendiri tanpa kerjasama. kita adalah mahkluk sosial,” pesan Ustadzah.
Acara diakhiri dengan pesan dan kesan. Ketua Lama dan Ketua Baru lanjut serah terima jabatan dan pemberian tanda cinta untuk ketua lama.
“Dengan terpilihnya saya jadi Ketua Majelis Taklim Mar’atus Sholihah, sebenarnya saya merasa belum pantas,” ungkap Bu Nana yang akrab disapa Uwa Fifah. Awalnya ia berharap yang lebih muda yang melanjutkan kepemimpinan di Majelis Taklim. “Kok yang sudah tua yang kepilih,” ujarnya merendah seraya melepas tawa.
Perempuan asal Lampung ini mengingatkan tujuan utama di majelis taklim adalah menuntut ilmu dan menjalin silaturahmi. “Semoga kedepannya Majelis Taklim kita berjalan seperti biasa yang mana tujuan utama kita adalah menuntut ilmu dan silaturahmi,” ujarnya.

Walaupun jama’ah tidak banyak tapi ia berharap semua tetap istiqomah untuk terus belajar. “Saya punya prinsip mempertahankan yang sudah ada itu lebih baik dan semoga tetap solid. Kalau ada sedikit beda pendapat itu wajar berarti Majelis Taklim kita berjalan dengan baik ,” tambahnya.
Ibu dua anak ini bersyukur karena di Majelis Taklim mempunyai guru yang baik. “Alhamdulillah kita punya guru-guru yang tidak bosan mengingatkan kita untuk menjadi orang yang lebih baik, tanpa pamrih meluangkan waktunya untuk berbagi ilmunya dengan kita, semoga guru-guru kita diberikan kesehatan’,” pintanya.
Majelis Taklim Mar’atus Shalihah sendiri memiliki program yang sudah berjalan seperti Sedekah Jumat atau Sejum, Baksos (Bakti Sosial), ,uang kas dan Rihlah. “Semua berjalan dengan baik karena ada kerja sama yang baik pula,” ujarnya.
Tak lupa Uwa Fifah menyampaikan terimakasih kepada kepengurusnan yang lama. “Untuk Ketua Majelis Taklim yang sudah-sudah, Masya Allah sekali, bagus, dan untuk ketua sejum Bu Yuli juga bagus dan Ketua-ketua lainnya juga bagus bagus,” pujinya mengakhiri pembicaraan.**
Sumber : Ria Safitri

